Indonesia terkenal dengan jamunya.
Melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes)
Kementerian Kesehatan RI, jamu terus mendapatkan pengakuan di berbagai
negara.
Belum lama ini, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
(Balitbangkes) Prof dr Tjandra Yoga Aditama mengatakan bahwa upaya dan
proses pembuktian secara ilmiah jamu melalui penelitian berbasis
pelayanan kesehatan, tidak hanya berdasarkan pengalaman turun menurun,
namun khasiat jamu dibuktikan secara keilmuan melalui penelitian atau
sering disebut saintifikasi jamu telah berkembang pesat.
"Kementerian Kesehatan telah berhasil menyusun buku `Metodologi Penelitian untuk Evaluasi Manfaat dan Keamanan Jamu` dan `
Body of Knowledge
Pengobatan Tradisional Indonesia'. Bahkan di tingkat Asean, melalui
Asean Task Force on Traditional Medicine, Indonesia telah berhasil
meloloskan 'Asean Common Guideline on Research of Traditional Herbal
Medicine'," kata Tjandra melalui pesan elektronik yang diterima
Liputan6.com, Selasa (20/1/2015).
Sedangkan, dari sisi ketersediaan bahan baku sedang disiapkan
Common Guideline of Medicinal Plant Garden, yang mencakup budi daya tanaman obat hingga menjadi simplisia.
Balitbangkes juga, lanjut Tjandra, sedang membentuk jejaring dokter
pelaksana Saintifikasi Jamu dan telah melatih 382 dokter Saintifikasi
Jamu (14 angkatan, 3 kelas di antaranya dibiayai oleh industri Jamu dan
Farmasi, dan juga apoteker Saintifikasi Jamu 74 orang (3 angkatan) untuk
mendukung program Saintififikasi Jamu.
"Secara operasional
Program Saintifikasi Jamu dilaksanakan oleh Balitbangkes melalui Balai
Besar Litbang Kesehatan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawang Mangu,
yang memiliki sarana dan prasarana penelitian dari hulu ke hilir, mulai
kebun tanaman obat sampai dengan Kilinik Saintifikasi Jamu," jelasnya.
Hasil-hasil Litbang Saintifikasi Jamu oleh Balitbangkes adalah sebagai berikut:
1) Farmakope Tumbuhan Obat Indonesia
2) Vademecum Formula Jamu (5 volume)
3) Riset Tanaman Obat dan Jamu (Ristoja), yang dikerjakan tahun 2012
dan 2014, yang telah berhasil mengidentifikasi tumbuhan obat pada
berbagai suku di Indonesia dan manfaatnya secara etnofarmakologis.
4) Jamu Saintifik, yakni jamu yang sudah terbukti manfaat dan
khasiatnya melalui uji klinik. Tahun 2013 terdapat dua Jamu Saintifik,
yakni Formula Jamu Asam Urat dan Formula Jamu Penurun Hipertensi, dan
tahun 2014 sudah selesai uji klinik Jamu Hemoroid, Jamu Dispepsia, dan
Jamu Osteo-Artritis
Tjandra juga mengatakan kalau Indonesia
memiliki sarana-prasarana sebagai pendukung Saintifikasi Jamu di
Balitbangkes di Tawangmangu meliputi:
(i) kebun tanaman obat
(ii) kebun etalase tanaman obat
(iii) laboratorium paska panen
(iv) labotarorium pendukung uji pre-klinik dan uji klinik
(v) Rumah Riset Jamu (Klinik Saintifikasi Jamu Hortus Medicus)
(vi) gedung pelatihan dan
(vii) Laboratorium Pengembangan Sediaan Jamu (lab ekstraksi)
Di samping itu, Balitbangkes juga melaksanakan program
Health Tourism,
melalui kegiatan Wisata Kesehatan Jamu di area Tawangmangu ini, yaitu
pembelajaran manfaat tanaman obat dan Jamu bagi masyarakat luas, yang
dikemas dalam paduan cantik antara edukasi dan rekreasi. Obyek wisata
meliputi Etalase Tanaman Obat, sinema Fitomedika, Museum Jamu Hortus
Medicus dan Herbarium tanaman Obat.
Sumber :
Liputan6
Belum ada tanggapan untuk "Jamu Indonesia Makin Dikenal Dunia"
Posting Komentar